"Kuliah di mana Mba?"
"di UI Mas."
"Wahh hebat ya, fakultas apa?" tentunya pujian itu membuat saya melayang.
Dengan percaya diri saya menjawab, "FKM"
"Hah? Apa itu?"
"Fakultas Kesehatan Masyarakat, Mas. Tau ga?"
"Ooohh, nanti kerjanya di Puskesmas ya Mba?"
Wuiiiing... sebenarnya sampai pada pertanyaan itu, saya sudah malas menjawab tapi karena saya ingin orang tau, akhirnya saya akan menjawab pertanyaan ini dengan penjelasan yang sangat panjang.
"Jadi gini, Mas. Di FKM itu, peminatannya ada banyak, sekitar 12 (kalau belum berubah). Ada manajemen rumah sakit, manajemen asuransi kesehatan, promosi kesehatan dan ilmu perilaku, bla.. bla.. bla.."
Terakhir saya akan menyebut K3 adalah peminatan saya.
Orang itu biasanya akan bertanya lagi atau dengan sok tau ber-Oh.
"Ooh, K3 itu kebersihan, keamanan dan ketertiban ya Mba?"
Fiuuhh... tentunya kedua pertanyaan itu sangat menyebalkan buat saya. Segitu tidak familiar-nya kah K3 buat orang-orang awam. Tapi dari sana saya sadari, tugas saya adalah bagaimana membuat masyarakat paham akan K3 itu sendiri dan manfaatnya bagi mereka.
"di UI Mas."
"Wahh hebat ya, fakultas apa?" tentunya pujian itu membuat saya melayang.
Dengan percaya diri saya menjawab, "FKM"
"Hah? Apa itu?"
"Fakultas Kesehatan Masyarakat, Mas. Tau ga?"
"Ooohh, nanti kerjanya di Puskesmas ya Mba?"
Wuiiiing... sebenarnya sampai pada pertanyaan itu, saya sudah malas menjawab tapi karena saya ingin orang tau, akhirnya saya akan menjawab pertanyaan ini dengan penjelasan yang sangat panjang.
"Jadi gini, Mas. Di FKM itu, peminatannya ada banyak, sekitar 12 (kalau belum berubah). Ada manajemen rumah sakit, manajemen asuransi kesehatan, promosi kesehatan dan ilmu perilaku, bla.. bla.. bla.."
Terakhir saya akan menyebut K3 adalah peminatan saya.
Orang itu biasanya akan bertanya lagi atau dengan sok tau ber-Oh.
"Ooh, K3 itu kebersihan, keamanan dan ketertiban ya Mba?"
Fiuuhh... tentunya kedua pertanyaan itu sangat menyebalkan buat saya. Segitu tidak familiar-nya kah K3 buat orang-orang awam. Tapi dari sana saya sadari, tugas saya adalah bagaimana membuat masyarakat paham akan K3 itu sendiri dan manfaatnya bagi mereka.
Jadi apa itu K3? Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Oke, itu simpelnya. Atau bisa juga suatu
pendekatan ilmiah dan praktis dalam mengatasi potensi bahaya dan risiko kesehatan
dan keselamatan yang mungkin terjadi. Itu yang biasanya dosen saya ketik di slide presentasi dalam kelas. Ah tapi siapa juga yang mau mendengarkan penjelasan seperti itu. Bahkan saya sebagai anak K3 saja malas mendengarnya.
Hhmm... tapi sederhananya setiap orang butuh bekerja tentunya. Apapun bukan? Bekerja tak terbatas pada hal-hal yang sifatnya formal. Bahkan sekedar menggunakan laptop sekali pun termasuk melakukan pekerjaan dan tentu memiliki resiko. Jadi sedekat apa K3 dengan kehidupan kita? Coba saja ingat-ingat, berapa kali kita berkata "Wahh untung aja ga jatuh" atau "Hampir aja nabrak". Kata "untung saja" atau "hampir saja" tentu sangat familiar bukan? Tanpa kita sadari, kita sedang bersentuhan dengan kejadian near miss. Dalam kehidupan sehari-hari tentu kita hanya melewatkannya, padahal dari banyak near miss yang terjadi itu kita harusnya sadar potensi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan artinya ada di mana-mana.
Itu sederhananya. Lewat disiplin ilmu ini pun saya tau bahwa 'belajar dari kesalahan yang dulu' bukan hanya kalimat bijak sederhana tapi justru punya makna dalam bagi K3 artinya dalam K3 pun pencarian solusi tak hanya sekedar untuk memecahkan masalah yang sedang terjadi agar proses produksi tetap berjalan tapi lebih ke arah bagaimana kejadian ini menjadi pelajaran bagi esok hari agar tidak terulang kembali.
Iya, jadi K3 itu Keselamatan dan Kesehatan Kerja ya... bukan Kebersihan, Keamanan dan Ketertiban. kkk.... (ketawa ala Korea)
Comments