Rangkuman Kisah Satu Bulan di Korea


Semua Karena Jilbab

Minggu Pertama

Minggu pertama sampai adalah masa-masa tersulit yang dirasakan. Bagaimana tidak? Saya selalu jadi pusat perhatian ketika makan di kafetaria atau pun saat di kampus. Setiap saya lewat, orang tak cukup hanya melirik tapi menoleh lalu biasanya mereka berbisik-bisik dengan temannya. Belum lagi soal makanan, saya yang nol sekali dalam bahasa Korea dan mereka yang tak bisa bahasa Inggris membuat saya bingung, alhasil minggu pertama saya sukses diet dengan hanya makan sayur atau ikan (jika ada). Di tengah kesulitan, lagi-lagi saya diperlihatkan dengan keindahan ukhuwah Islam. Percaya atau tidak belasan pesan lewat facebook (wall dan message), email, milis dan sebagainya datang. Kami belum kenal apalagi bertemu tapi ada banyak muslim yang membantu saya untuk survive di sini. Ada yang memberi info makanan halal, mengajak taklim cyber, memberi tahu cara bertanya apakah makanan itu mengandung daging babi dan segala jenisnya atau sekedar memberi dukungan bahkan ada yang sampai bilang kalau butuh uang bilang aja (soalnya beasiswa saya di sini bentuknya dormitory dan meals aja), nanti di bantu. Dan atas kemurahhatian Allah juga saya dipertemukan oleh 5 orang Indonesia lainnya di sini dan setiap akhir pekan kami selalu makan malam bersama. Kelompok ini saya sebut keluarga kecil Indonesia. Allah sungguh Maha Baik ^^


Minggu Berikutnya

Saat mengantri makan siang di kafetaria

Saat itu saya sedang sibuk bertanya apakah makanan itu halal, tiba-tiba seorang lelaki China menyapa,

“Assalamu’alaikum” (dengan dialek China tentunya) lalu dia bertanya “apakah kamu Muslim juga?”

“Ya” lalu akhirnya saya, dia dan seorang teman Indonesia saya makan di meja yang sama dengan menu sama. Ternyata dia satu kelas dengan teman Indonesia saya itu (berhubung waktu itu belum masuk kelas) tapi bukan dengan saya.

Lalu ketika saya menundukkan kepala dan menengadahkan tangan sebelum makan, dia berceletuk “Ah, kamu baca bismillahirrahmanirrahim ya?”

“Ah ya” jawabku.

Statement iseng: ternyata benar ya Islam agama universal, di negara mana pun salamnya Assalamu’alaikum terus sebelum ngapa-ngapain bacanya bismillah ^^


Minggu Berikutnya Lagi

Di kelas, dosennya sangat menghafal saya karena penampilan saya yang berbeda. Tiap kali ada pertanyaan “Ya, Sitera” (nama saya yang tadinya Citra jadi Sitera di sini L). Ambil positifnya saja, artinya saya harus lebih rajin belajar.

Di minggu yang sama, kelas kedatangan 4 orang baru dari Filipina dan karena mereka belum punya buku, saya menawarkan diri untuk mengantar mereka ke Kyobo Bookstore. Lalu mereka bercerita baru saja datang 2 hari yang lalu dan kemarin mereka pergi minum soju (alkohol di Korea), sampai salah seorang dari mereka mabok dan berteriak “S**t”

Ujung-ujungnya salah seorang dari mereka bertanya “Di Indonesia, apa kata kasar yang tidak boleh diucapkan?” tapi teman Filipina yang lain menimpali sambil bercanda“Hei, jangan tanya Citra, dia pasti nggak tau.” aku hanya tertawa.

Esoknya mereka lagi-lagi bertanya “Kamu tidak minum soju?”

“Ya dan semua jenis alkohol.”

“Setahu saya di Indonesia ada bar. Kamu tahu bar kan?”

“Iya, kan nggak semua warga Indonesia muslim.” (jawaban dalam hati ‘aku emang nggak minum alkohol, tapi nggak berarti aku nggak tau bar kan?’)

“Tapi saya punya teman di Jakarta, dia muslim tapi minum alkohol?”

“Sama aja seperti umat agama lain ada yang taat dan ada yang enggak.”jawabku.

Hari berikutnya

Saat teman-teman Filipin itu sedang bernyanyi OST film Enchanted, lalu aku iseng bertanya “Lho, itu soundtrack film Enchanted ya?”

Mereka terlihat kaget, “Oh, kamu nonton film itu juga?”

Huff, emang aneh ya kalau saya nonton film itu? Lalu mereka bertanya lagi, “Kamu tau Lady Gaga?”

“Tau,” sekali lagi ‘emang aneh ya kalau saya tau Lady Gaga?’

“Kamu suka lagu apa?”

Kalau dijawab suka Maher Zein entar mereka yang nggak tau, akhirnya saya hanya menjawab “Lagunya Taylor Swift.” (-.-“) Mereka makin aneh.

Alhamdulillah, Allah selalu menjaga Citra ^^

Comments

hehe lucu banget, tetap semangat citraaaa, 11 months to go, dan isni tunggu yaa sampai akhirnya nulis blognya pake bahasa korea, hehe, BerSEMANGAT!!
Citra Amaliyah said…
Makasih Isni. Whuaaah doain aja ntar aku udah lancar bahasa Korea, ntar pake Hangeul ceritanya yaaa :D