Pak Tua Itu

Sabtu itu, saat transit di Daegu menuju Gyeongsan...
Ada seorang bapak-bapak tua. Entah gila atau tidak. Tapi kurasa ia hanya tak bisa bicara. Ia memaksa beberapa orang untuk membeli permen karet yang ia jual. Kecuali aku. Mungkin karena ia tau, aku orang asing.

Entah kenapa, ada yang terasa tak enak di hati. Mungkin akhirnya sisi kemanusiaan itu terusik kembali, setelah berbulan-bulan hidup dalam kenyamanan. Aku pikir, aku hampir berubah menjadi apatis. Pragmatis. Atau memang aku sudah berubah.

Buatku, dulu itu tak asing. Di mana-mana di Indonesia, mudah sekali ditemukan orang seperti pak tua itu. Tapi ini di Korea, entah kenapa aku lebih miris. Bukan tak cinta dengan negeri sendiri. Hanya saja aku takjub. Bahkan negara semewah Korea. Di tengah-tengah kemewahan kota serta kehidupan yang hedonis. Ada satu pak tua dengan baju lusuhnya, menjual permen karet. Dan bahkan ia tak bisa bicara... Tapi, tak ada satu pun yang peduli...

*Depan Dong Daegu Terminal
Sabtu, 18 Juni 2011

Comments

witha berlian said…
SubhanallAh.
Sama. aku juga pernah ngeliat ibu2 yang jadi kuli panggul di pusat kota.
same feeling...