Amanah itu Menteri Kebersihan

Hal yang paling susah itu bukan mengerjakan soal fisika, bukan juga soal kimia, bukan menjadi ketua BEM, bukan juga jadi ketua Markas Sastra. Tau apa yang susah itu? Yang susah adalah ketika ditempatkan di posisi di mana kita tidak ahli di dalamnya.

Maka buat saya, dibandingkan menjadi sekretaris, jadi Menteri Kebersihan dalam kabinet asrama itu jauh lebih susah. Meski saya hanya mesti mengkoordinir 30 orang dalam satu rumah kecil, tapi rasanya cukup berat. To be honest, ini salah satunya juga karena saya bukan orang yang "sangat bersih".

Masalah yang hampir selalu membuat saya tidak bisa tidur salah satunya adalah SAMPAH. Sempat seminggu lebih, si abang sampah nggak juga datang ke asrama sementara sampah di sini sudah menumpuk. Belum lagi soal mesin cuci rusak, jadwal piket, dan sebagainya. Pun sampai hari ini, hampir 2 minggu menjabat sebagai menteri, saya masih belum melaksanakan tugas dengan baik.

Saat pertama kali menerima amanah ini, cuma satu hal yang saya pikirkan, memperbaiki apa yang sudah lewat. Meninggalkan kampus membuat saya belajar menghargai setiap amanah, sekecil apapun. Saya mau jadi menteri kebersihan yang baik, menjalankan amanah terakhir saya di asrama. Harus. Maaf untuk 2 minggu yang tidak maksimal, smoga ke depan bisa lebih baik :")



Comments